Saturday, December 10, 2011

Rest In Peace, Rui...

Hari ini (10/12/11) kelinciku, Rui,  yang telah menemani selama +/- 6 tahun meninggal dengan secara alami.

Dari dia masih kelinci jantan Dutch kecil yang lucu dan pemalu. Saat itu, semua kelinci yang kami beli tidak dapat bertahan selama 1 minggu dan meninggal karena diare. Tapi Rui ini begitu kuat. Walaupun diare, dia akan sembuh setelah diberikan entrostop yang sudah ditumbuk dan diberi air.

Rui saat masih kecil dan imut. Lagi makan di mangkoknya :)

Lalu beranjak dewasa dia mengalami penumbuhan gigi yang tidak normal alias gigi bawahnya lebih panjang dan maju ke depan. Dan solusinya adalah pemotongan gigi setiap 3-4 minggu sekali.
Kebetulan Rui sangat suka wortel, jadi kalau dia ingin makan wortel, selalu kami parut. Selingannya adalah roti tawar, dan nasi putih. Kelinci ini adalah kelinci elit~




Dia pernah mengalami kecelakaan saat dikandangi, giginya tersangkut diantara jeruji kandang. Dia panik, aku pun panik. Aku sekuat tenaga ingin membengkokkan jeruji kandang tersebut agar giginya yang tersangkut dapat lepas, tapi kepanikan Rui lebih besar dibanding tenagaku.
Alhasil giginya yang tersangkut patah. Itu adalah gigi depan bagian atasnya. Patah cukup dalam sampai sedikit gusinya ikut terlepas.

Suatu hari juga dia mengalami pembengkakan di area hidung dan dokter yang menanganinya bilang bahwa itu sinusitis. Lalu berkata bahwa dia harus dioperasi.
Kami sekeluarga dengan berat hati membawa Rui untuk dioperasi. Dia dirawat inap selama 3 hari. Dan selama dirawat ini dia hanya diberi makan sayur caysim dan wortel batangan.
Padahal dengan giginya yang tidak normal, dia tidak dapat memakan wortel tersebut.
Sewaktu kami datang menjemputnya, dia dalam keadaan lemas dan wortel di kandangnya masih utuh. Disamping hidungnya ada bekas operasi dan diselipkan kateter kecil bening sebagai saluran pengeluaran sinus nya.

Saat itu, setiap minggu Rui rajin dikontrol ke dokter untuk menyembuhkan bekas operasinya. Setelah beberapa minggu, kateternya dilepas dan lukanya dibiarkan menutup. Namun, sinus itu kembali kambuh dan kateter kembali dimasukkan ke dalam bekas operasinya.

Siang itu, Rui dibawa ke dokter untuk penyuntikan antibiotik agar bekas operasinya tidak membengkak. Namun sialnya saat itu, si dokter menyuntikkan di bagian yang salah dari pinggul Rui.

~tak~

Terdengar suara yang janggal saat penyuntikkan berlangsung, dan seketika setelah suntikkan dicabut, Rui tidak dapat berdiri...
Kaki belakangnya lemas dan pinggulnya tidak dapat diangkat...
Saat itu Rui menjadi cacat.

Kondisi Rui. butuh 3 minggu setelah kejadian untuk membuat dia kembali bersemangat dengan kondisi cacat.

Tidak dapat dibayangkan kesedihan yang kami alami saat itu. Rui yang harusnya dapat menaikki lantai 2 rumah kami, sekarang hanya dapat menyeret pinggul dan kaki belakangnya kemana-mana.
Dia bahkan depresi selama 3 hari dan tidak mau keluar dari kolong dapur.
Kencing dan pup nya tidak dapat diatur, semua berantakkan di tempat dia rebahan.
Bulunya yang bersih pun menjadi kotor. Rasanya ingin mengutuk dokter yang telah menyuntiknya jadi seperti ini. Sampai matipun kami tidak akan mempercayai dokter itu lagi.

Setelah semangat hidupnya kembali, Rui mau keluar dari tempat persembunyiannya dan berjalan dengan kedua kaki depannya. Pinggul dan kaki belakangnya tetap tidak dapat digerakkan dan terseret kemanapun dia bergerak.

Kami mengunjungi dokter hewan lain dan terapis akupuntur hewan untuk menyembuhkan pinggul Rui. Menurut hasil rontgen, syaraf nya terjepit tulang belakang, sehingga bagian pinggul kebawahnya tidak dapat ia atur. Terapi akupuntur listrik pun tidak berhasil membuat Rui kembali berjalan normal.
Kakinya dapat bergetar, namun pinggulnya lemas tidak bertenaga.
Dan kantong kemihnya menggembung, ketika dokter menekannya, kencingnya langsung keluar dan hampir memenuhi mangkok stainless di klinik hewan itu.
Kasihan, tidak hanya tulangnya saja, sampai ke syaraf pun tidak dapat diaturnya.

Karena bagian tubuhnya yang terseret menjadi lecet, kami menggunakan baby diapers padanya.
Kami mengganti diapers itu 2x sehari. Setiap kali penggantian diapers, bagian kantong kemihnya ditekan lembut untuk membantu mengeluarkan kencingnya.

Setelah beberapa bulan hanya berjalan dengan kaki depannya, ternyata kedua kaki depan yang kecil tersebut tidak dapat menahan berat badannya, kaki depan kanannya terjadi pembengkakkan.
Beberapa minggu kemudian, pembengkakkan tersebut berujung pada nanah yang tampaknya harus dikeluarkan.
Maka dibawalah Rui ke dokter hewan lain untuk diperiksa beserta pemotongan gigi rutinnya.
Saat itu, dokter memencet tangan Rui yang bengkak, dengan niat mengeluarkan nanah di dalamnya.

aaaaaaaa!!

Kami dapat mendengar suara Rui yang berteriak kesakitan...
Kelinci biasanya tidak pernah bersuara, namun suara ini benar keluar dari mulutnya...
Dapat dibayangkan betapa sakit tangannya itu...

Malang sekali kelinci ini, pembengkakkan selalu terjadi di tangan kanannya tersebut.
Dan dia harus menderita saat tangannya yang bengkak dipencet.
Suara teriakannya selalu terdengar...

Namun saat ini dia sudah tidak perlu menderita lagi...
Tidak usah mendengarkan gerutu kami yang terkadang malas mengganti diapers nya...
Tidak usah mendengarkan gerutu kami yang menganggap dia mengganggu...

Saya sungguh menyesal... sekarang saya kangen sekali ingin melihat dia berjalan mendekati kaki saya dan minta dielus... Sungguh, penyesalan datang disaat semua sudah terlambat...
Rui sempat berpamitan dengan saya, setelah saya mengganti diapers dia pagi ini, dia datang menghampiri kaki saya saat sarapan, saya sempat mengelusnya dengan kaki saya....

Saya tahu dia sudah cukup tua dan akan tiba saatnya untuk meninggalkan kami, namun tetap saja rasanya saya belum cukup minta maaf kepadanya...
Dia adalah tempat saya mencurahkan segala beban pikiran dan kesedihan...
Dia selalu mendengarkan saya dengan kupingnya yang panjang dan matanya yang bulat menatap saya saat saya sedang menceritakan permasalahan saya.
Saat saya menangis, dia menatap saya dan merebahkan dagunya ke lantai pertanda simpati...

Rui, I miss you already...
Tapi aku tahu, di surga kamu akan lebih berbahagia, tidak merasakan penderitaan sakit lagi...

Rui, till we meet again, you'll look healthier and younger, the same as your optimal age...
And you'll have those cute little wings...
Tidur yang nyenyak Rui-kun~
My bunny, my rabbit, my angelic hare :)

with love,

Noy

Tuesday, December 6, 2011

Keusilan telah dibalas dengan sukses!!

Tempat kerja saya yang sekarang kebetulan berupa ruko 3 lantai.
Dulunya boss saya tinggal di lantai 3-nya, lantai 2-nya jadi dapur dan ruang makannya.
Sekarang setelah mereka beli rumah, pindahlah mereka sekeluarga dari ruko tersebut dan hanya dijadikan kantor saja ruko tersebut.
Lantai 1 yang sekarang adalah showroom dan kantor.
Lantai 2 adalah tempat penyimpanan barang atau stok barang.
Lantai 3-nya ya tetap dibiarkan kosong saja.
Tiap lantai ada kamar mandinya, kebetulan kamar mandi di lantai 1 sejak awal minggu ini pintunya rusak dan tidak bisa dikunci.
Matilah, gimana kalau mau pipis..... apalagi mules kepingin BAB.... (-_-")
Yap, itu semua terjadi kepada saya.... (_ _")

Jadi, naiklah saya ke lantai 2 yang sekarang bentuknya acak-kadut barang bertumpuk2 dan furniture-furniture bekasnya ditinggal berdebu begitu saja. Suasana dan bau ruangannya saja sudah bernuansa rumah tua yang mengerikan....
Kamar mandinya ada di dekat kamar pembantu, yang sekarang pintunya dibuka dan dalamnya penuh dengan barang-barang gak jelas... (oh Lord.... have mercy on me... ミ(ノ;_ _)ノ)
Saya ini bukan penakut, tapi semua orang pasti bisa merasakan hawa-hawa negatif yg bikin bulu kuduk merinding sampai pangkal leher.

Selagi saya "bersemedi" di kamar mandi, teringatlah saya akan cerita seram teman sekantor saya kemarin.
Dia cerita kalau di tempat kost-nya yang lama, ada hantu wanita yang merangkak dari tangga...
dengan pakaian putihnya dan rambut panjangnya yang menutupi kanan kiri wajahnya dan hanya terlihat sedikit sorot matanya dari celah rambutnya.... (∩゚д゚)

Sialnya, pas disebelah kamar mandi itu adalah tangga ke lantai 3....
Jadilah saya langsung buru-buru menyelesaikan "semedi" saya dan buru-buru cabut ke bawah.
ヽ(`д´;)ノ うおおおお!

Dengan suara langkah kaki yang terburu-buru, rekan sekantor saya langsung mengatai saya penakut.
"yeee, takut nih di atas sendirian?"

Kebetulan rekan saya ini meja kantornya pas di bawah sebelah tangga menuju lantai 2.
Dan pemisah antara tangga dan mejanya ada semacam ventilasi atau mungkin niatnya dibuat variasi supaya tidak terlalu kaku, yang mana ventilasi ini bisa dibuat untuk mengintip kaki orang yang naik ke lantai atas.

Jadilah saya berkata padanya, "Iya ngeri, di atas ada yang mau turun. Hati-hati loh nanti di ventilasi itu keluar rambut duluan, trus mukanya ngeliatin elu..." ( ̄ー ̄)

Dan setelah itu dia langsung masuk ke ruangan saya dan tidak berani duduk di meja dia.

Nikmatnya membalas keusilan orang.
Ahahahahaha~~~!!! ヽ( ´¬`)ノ


with love,

Noy

Thursday, October 13, 2011

memory

Senja itu, sang kakek menatap dari jendela kamarnya. Melihat anaknya sedang bercanda tawa dengan cucunya di halaman depan rumah. Dari matanya terpancar kesepian dan kerinduan yang mendalam.
Lalu ia beranjak dari kursinya dan berjalan menuju tempat tidurnya. Ia duduk di tepi tempat tidurnya.
Suara canda tawa yang mengisi seluruh ruangan membuatnya kembali mengingat masa lalu.
Sewaktu ia masih muda,
sewaktu pertama kali ia bertemu dengan cintanya,
sewaktu ia tegang saat mengucapkan janji nikahnya,
sewaktu ia gelisah menunggu kelahiran anak pertamanya.
Kemudian sang kakek terdiam sejenak.

Ia mengarahkan pandangannya ke figura kecil yang berdiri di atas meja di sebelah tempat tidurnya.
Cahaya matahari senja memantulkan foto di figura itu. Sosok wanita muda, yang energik. Senyumnya sehangat sinar matahari senja ini. Umurnya kira-kira 34 tahun saat foto itu diambil.

"My lady, sudah 19 tahun sejak kamu pergi meninggalkanku. Dapatkah kau lihat anak cucu kita sekarang? Suara tawa mereka sama sepertimu." Tatapan sang kakek begitu lembut saat memandangi foto istrinya. Penuh cinta dan kerinduan yang dalam.
"19 tahun.... dapatkah kau membayangkan perasaanku? dulu, sehari pun aku tak sanggup jauh darimu." Sang kakek terdiam sambil tersenyum miris.
"Hidupku sepi tanpamu. Sampai kapan kau akan menyiksaku seperti ini?"

Sang kakek terhenyak di kasurnya.
Berbaring sebentar untuk menutup matanya yang lelah, mengistirahatkan kepala dan hatinya yang terlalu merindu istrinya.

Tak terasa langit sudah gelap ketika sang kakek terbangun dari tidurnya.
Pipinya basah karena air mata, dan foto istrinya masih didalam pelukannya.

- tok, tok, tok -

Suara pintu diketuk, dan anak perempuannya masuk ke dalam.
"Pa, makan dulu yuk." Suaranya lembut dan ringan. Senyumnya menentramkan perasaan yang gundah sekalipun. Sungguh membuat sang kakek teringat kepada mendiang istrinya.
Anaknya meletakkan nampan makanan di meja sebelah kasur, dan membantu papanya mendekat ke arah meja tersebut.

Setelah makan, sebelum anaknya keluar dari kamar, sang kakek berkata,
"Sungguh aku sudah tidak memiliki penyesalan dalam hidupku.
Semuanya benar seperti apa yang aku harapkan.
Sekarang aku dapat beristirahat dalam damai."

Anaknya terdiam dan tertunduk sebentar, lalu kembali menatap ke wajah papanya dan tersenyum.
Lalu ia pun keluar dari ruangan itu.
Ada yang aneh disenyumnya.
Tidak seperti biasanya, senyumnya seperti tertahan oleh suatu hal.
Ia tampak tidak rela, tapi disisi lain, ia juga mengerti akan hal itu.
Air matanya jatuh ke pipinya, yang dengan sigap di bersihkan dengan tangannya.
Ia berusaha menenangkan dirinya sendiri sebelum kembali ke ruang keluarga dengan anak serta suaminya.

Sang kakek, berbaring dalam gelapnya malam dan ruangan yang remang-remang, memandangi foto mendiang istrinya dengan cahaya rembulan.
"My Lady..., I love you from my first sight..., 'till my last sight....."

- - - - - - - - - - -

Di dalam mimpinya, sang kakek melihat sesosok punggung yang ia kenal, yang ia rindukan selama 19 tahun.
Sosok itu pun berbalik, dan angin menyibakkan rambutnya yang panjang kecoklatan.
Gaunnya yang putih tampak berkilau diterpa cahaya mentari fajar.
Wajahnya tidak berubah sedikitpun dari yang diingat sang kakek.
Dengan senyumnya yang khas, ia mengarahkan tangannya ke arah sang kakek.
Sang kakek meraihnya, menggenggamnya dan bertekad takkan melepasnya kali ini.
Wanita itu pun merasakan betapa kuat pegangan tangan lelaki itu, dan tertawa kecil.
Ia menarik lelaki itu bangun dari kursinya, dan tuxedo hitamnya berkibar tertiup angin.
Tapi angin tidak merusak dandanan rambutnya yang rapih dan gagah.
Wajah tampannya dihiasi senyum kebahagiaan.
Mereka melangkah ke altar pernikahan.
Mengulangi janji nikah yang diucapkan 62 tahun lalu.
Dalam ikatan cinta abadi...




with love,

Noy

Mata lelah + kepala pusing = Halusinasi?

Setiap malam saya selalu tidur paling telat dibandingkan dengan anggota keluarga saya yang lainnya.
Kerjaannya ya main game, atau sekadar browsing-browsing internet.
Sehabis makan saya selalu ke lantai atas dan berada di depan layar laptop sampai semua orang tidur.

Kira-kira jam 23.50 mata sudah mulai perih dan kepala nyut-nyut-an, saya ke lantai bawah untuk sikat gigi.
Sudah lelah sekali, mau tidur saja.
Lampu di bawah sudah dimatikan semua, karena kamar tidur Papa Mama di lantai atas.
Di bawah hanya ada dapur, ruang makan, ruang keluarga, ruang tamu, dan kamar mandi.
Kebetulan saya hobinya memang sikat gigi di wastafel dapur, bukan di kamar mandi.
Jadi turunlah saya ke bawah setiap malam untuk sikat gigi sebelum bobo.

Saya biasa memang hanya menyalakan 1 lampu saja sebagai penerang biar ga kesandung gitu niatnya.
Sudahlah saya sikat gigi dengan penerangan seadanya, toh sebentar doang kan.

~srik srik srik, krrrrrr, cuh~


Selesai deh, lalu saya cepat-cepat mau balik ke lantai atas. Merinding juga lama-lama di ruangan yang gelap sendirian.
Tangga ke lantai atas itu seberang-seberangan dengan jendela utama di ruang tamu.
Jadilah kalau naik ke atas, sudut matanya bisa melihat sekilas jendela itu.
Gorden jendela utama ga ditutup rapat, niatnya untuk ngintip kalau ada yang ketok pintu.
Tangan sudah merinding, entah karena dingin atau memang firasatnya lagi ga enak...
Tapi mata penasaran kepingin ngintip di sudut kiri, intip ke jendela yang ada cahaya sedikit dari lampu jalan...
"Rasanya ada yang aneh ya...." pikir saya dalam hati.
Sekilas di sudut pandang nampak ada hitam-hitam di jendela... dan tampak berambut.... (⊙_⊙")


Memberanikan diri, saya nengoklah ke kiri....
Tiba-tiba sesosok bayangan hitam melesat dengan cepat!!!


-------zzzaaaapppp--------


Yah ampooon!!!
Kurang ajar tuh tikus got!!!
Malem-malem gini malah mejeng di jendela rumah orang!!!
Ga sopaaaaan!!!


((┓( ̄∀ ̄)┏))




with love,


Noy

Smile

Haaaaaaaaiiii~~~
ummm, what to write on my first post~~ wah, excited banget. wahhahahahahaha!!!
ok, get serious now.
Saya awali postingan saya yang pertama dengan judul "Smile".
sesuatu yg simpel, sesuatu yg mudah dilakukan dan terkadang ogah dilakukan oleh orang yang lagi jutek, jutek abis-abisan, not in the mood, or 'you smile - you dead'.  ゚A`)≡〇)`Д゚)

Smile atau senyum, kenapa harus senyum?
jeng, jeng, kalo ga senyum tar cepet kendur itu pipi...
Iya, senyum membantu mengencangkan otot pipi, silahkan bisa di cek di blog sebelah tentang Health kalo ga percaya.
Tapi disini saya tidak akan membahas hal tersebut, karena memang bukan saya ahlinya. XD

Disini saya mau membahas mengenai smile yang spesifik. Sebuah senyum dari orang-orang yang saya sayangi di sekitar saya.
Kebetulan memang keluarga saya hobi ngelawak, jadi emang pada doyan senyum, dan kalau tiba waktunya foto-foto kami biasanya sudah ga pakai senyum, langsung nyengir lebar, pamer gigi. :D
Kalau lihat-lihat koleksi foto lama, seneng banget rasanya. Pingin kembali ke masa itu, sewaktu foto. Sehari-hari pun kami pasti berusaha tertawa, senyum, senang-senang. Walaupun sehabis berantem, adu mulut pun pasti ujung-ujungnya bercandaan. (´∀`)
Sekilas seperti keluarga yang bahagia.
Yeah, memang ini keluarga yang menyenangkan.
Saya tahu, saya harus melakukan hal ini sesering mungkin.
Senyuman itu beradu dengan Waktu bagi saya.
Saya takut saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk menikmati senyum mereka yang saya sayangi setiap hari seperti saat ini.

Setiap kali saya memandang wajah orang tua saya saat tidur, yang saya lihat adalah wajah tua dan lelah mereka.

Setelah itu saya akan berpikir kembali, apa saja yang sudah mereka lakukan untuk saya dari kecil, dan apa yang sudah saya berikan kepada mereka sampai sekarang.
Kalau dilihat dari segi materil, saya belum sukses.
Kalau dilihat dari segi pendidikan, saya bukan profesor.
Kalau dilihat dari segi keberuntungan, saya tidak pernah menang jackpot.

Seharian mereka berlelah-lelah mencukupi kebutuhan saya, dan yang saya berikan adalah tambahan keriput di wajah mereka saat melawan perkataannya.

Banyak video yang menceritakan tentang seberapa pentingnya menghargai seseorang yang kamu sayangi disaat mereka masih ada di samping kita, mendukung kita dan menemani kita.
Memang benar sekali, manusia itu adalah makhluk yang seringnya menyesal kemudian.
Menyesal saat ternyata pelajaran Aljabar sangat dibutuhkan sewaktu berkarir.
Menyesal saat ternyata kuliah mahal-mahal cuma kerja jadi accounting.
Menyesal saat ternyata kelinci peliharaan mati karena salah makan.

Saya mencoba belajar dari itu.
Belajar dari pengalaman orang lain.
Kita akan merindukan hal-hal kecil yang terjadi di sekitar kita dengan seseorang yang kita sayangi, disaat orang tersebut sudah tidak ada disamping kita.
Bahkan jika hanya seminggu mereka bepergian, kita tidak akan merasa nyaman.
Jiwa sosial kita langsung meraung-raung disaat kita hanya sendirian.

Sebelum kita menyesal kelak, ada baiknya jika dicoba mulai sekarang berbagi senyum dengan orang yang kita menyayangi kita, yang kita sayangi, yang memperhatikan kita.
Setiap saya lihat foto senyum lucu orang yang saya sayangi, rasanya beban kerja kantoran seharian jadi ringan.
Rasanya otot dahi saya yang berkerut jadi rileks.
Rasanya hati yang panas jadi dingin.
Rasanya ingin cepat-cepat bertemu dengannya.
Karena saya tahu masih ada yang menunggu kepulangan saya.
Karena saya tahu masih ada yang ingin menemani saya.
Karena saya tahu saya tidak sendirian.
Karena saya tahu, saya masih memiliki waktu yang berharga untuk berbagi senyum dengannya.

:)
Smile, a simple act for a better world..

with love,

Noy